Minggu, 24 November 2013

makalah infus



Kata Pengantar


              Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan karunia-Nya yang dilimpahkan kepada saya sehingga makalah tentang Komposisi Cairan Infus ini dapat terselesaikan.
              Makalah ini disusun sebagai penyempurna tugas pada mata kuliah Ilmu Dasar Keperawatan II. Makalah ini  disusun juga sebagai bahan acuan dan tambahan pengetahuan kita tentang Komposisi Cairan Infus, sehingga kita dapat mengetahui betapa pentingnya cairan infus untuk tubuh.
              Terima kasih saya sampaikan kepada Dosen Pembimbing, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk menularkan pengetahuan saya kepada para pembaca.
              Saya menyadari sepenuhnya bahwa makalah tentang Komposisi Cairan Infus ini masih jauh dari sempurna. Karena itu, kritik dan saran dari berbagai pihak baik itu ibu Dosen Pembimbing kami maupun para pembaca sangat diharapkan demi lengkapnya makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama bagi pembaca.
Terima kasih.






Serang, 25 November 2013










Daftar Isi
Halaman Judul.....................................................................................................................
Kata Pengantar.................................................................................................................... 1
Daftar Isi............................................................................................................................. 2
BAB I             : Pendahuluan.............................................................................................. 1
1.      Latar Belakang.............................................................................................................. 1
      2.      Tujuan                                                                                                                             1
3.      Manfaat......................................................................................................................... 1
BAB II                        : Pembahasan................................................................................... 2
      1.      Pengertian                                                                                                                       2
      2.      Tujuan Komposisi cairan infus                                                                                       2
      3.      Berbagai regimen infus.................................................................................................. 2
      4.      Jenis-jenis cairan infus................................................................................................... 6
      5.   Tujuan pemasangan infus.............................................................................................. 11
      6.   Pasien yang harus di infus............................................................................................. 11
      7.   Daerah pemasangan infus.............................................................................................. 12
      8.   Prinsip pemasangan infus.............................................................................................. 12
      9.   Prosedur pemasangan infus........................................................................................... 13
BAB III          : Penutup...................................................................................................... 14
1.      Kritik............................................................................................................................. 14
2.      Saran.............................................................................................................................. 14
Daftar Pustaka..................................................................................................................... 14











BAB 1
PENDAHULUAN

1.1   Latar Belakang

Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus. Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan. Infus merupakan tindakan yang dilakukan pasien dengan cara memasukan cairan melalui intra vena dengan bantuan infus set, dengan tujuan memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit, sebagai tindakan pengobatan dan pemberian nutrisi parenteral.
Sesuatu yang masuk ke dalam tubuh, memiliki kandungan atau komposisi yang harus sesuai tubuh manusia. Pemberian ini tidak boleh salah, karena bisa berakibat fatal. Misalnya saja flebitis. Flebitis adalah radang dinding vena. Oleh sebab itu, kita sebagai perawat terlebih dahulu harus bisa memahami komposisi dari tiap- tiap infus. Dengan adanya kita mengenali, maka kecelakaan terhadap perawat kepada pasien. Hal inilah akan dibahas secara menyeluruh.

1.2  Tujuan

     Untuk menjelaskan tentang komposisi cairan infus kepada semua tenaga medis, terutama perawat agar lebih mengenal secara mendalam tentang komposisinya.

1.2   Manfaat

·         mengetahui pengertian komposisi dan infus
·         mengetahui tujuan komposisi cairan infus
·         mengetahui berbagai regimen
·         mengetahui jenis- jenis cairan infus







   BAB 2
PEMBAHASAN

1.       Pengertian

Apa sih sebenarnya air infus ( aquades destilata ) itu ? Air infus adalah air yang dimurnikan. Air infus adalah air yang diperoleh dari hasil penyulingan. Jadi air infus adalah air yang dimurnikan lewat proses penyulingan atau infus adalah Pemberian cairan melalui infus merupakan tindakan memasukkan cairan melalui intravena yang dilakukan pada pasien dengan bantuan perangkat infus.

2.      Tujuan Komposisi Cairan Infus
Tindakan ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan cairan dan elektrolit serta sebagai tindakan pengobatan dan pemberian makanan.

3.      Berbagai Regimen Infus

Pada pasien trauma akibat kecelakaan lalu lintas atau karena sebab lainnya, kita sering  menjumpai keadaan syok hipovolemik alias suatu kondisi dimana terjadi kehilangan cairan darah dengan cepat dalam jumlah yang cukup banyak sehingga komponen darah yang berfungsi untuk mengangkut oksigen  ke organ organ tidak lagi adekuat, menyebabkan gangguan perfusi pada jaringan dan berkontribusi terhadap metabolisme anaerob  dan akumulasi asam laktat. 
Namun, maha besar Allah selalu ada upaya homeostasis untuk melindungi terlebih dahulu organ yang dianggap penting yaitu otak dan jantung, dengan cara vasokonstriksi dan mengorbankan perfusi di ginjal, otot, usus, dan kulit.
Kasus kematian pada syok hemoragik disebabkan sebagai hasil dari pola perfusi dan hipoksia jaringan yang progresif juga karena asidosis. Berbagai regimen yang kita kenal untuk penanganan resusitasi cairan yaitu diantaranya adalah koloid, kristaloid, whole blood dan komponen-komponen darah. 


                            
a.  Cairan Kristaloid
Larutan kristaloid adalah larutan air dengan elektrolit dan atau dextrosa, yang tidak mengandung molekul besar. Dalam waktu yang singkat, kristaloid sebagian besar akan keluar dari intravaskular . Sehingga volume yang diberikan harus lebih banyak ( 3:1 dengan volume darah yang hilang). Ekspansi cairan dari ruang intravaskuler ke interstitial berlangsung selama 30-60 menit, dan akan keluar sebagai urin dalam 24-48 jam. Secara garis besar kristaloid bertujuan untuk meningkatkan volume ekstrasel, tanpa peningkatan volume intra sel. Meskipun banyak jenis cairan kristaloid yang tersedia, namun NaCl 0,9% dan Ringer laktat adalah pilihan pertama yang paling masuk akal.

·         NaCl 0,9%

Keuntungannya yaitu  murah dan mudah didapat, cairan infus ini juga kompatibel untuk dicampurkan dengan produk-produk darah dan merupakan pilihan yang terbaik untuk resusitasi volume.
Kekurangannya. NaCl 0,9% dapat berkontribusi menyebabkan asidosis hipercloremik ketika resusitasi cairan jumlah besar diperlukan. (untuk menggantikan setiap  liter volume darah, maka kita membutuhkan sekitar 3 liter Nacl 0,9% ) jadi perbandingan cairan ini dengan volume darah yang hilang adalah 3 : 1.

·         Ringer Laktat

Keuntungannya: murah dan mudah didapat, memiliki komposisi isotonis yang lebih fisiologis dengan cairan tubuh, menghasilkan pergantian elemen kalsium dan pottasium, ion sodium dan chlor yang dihasilkan  juga lebih fisiologis.
Kekurangannya: Relatif tidak kompatibel terhadap produk-produk darah, kandungan Ca pada Ringer laktat dapat mengaktifasi cascade koagulasi pada produk-produk darah, serta kandungan laktat dalam infus ringer laktat ini juga dapat memperburuk koreksi terhadap metabolik asidosis yang sedang berlangsung.



·         Dextrose atau glukosa

Tidak di indikasikan untuk pasien trauma karena memilki potensi bahaya. Stress sebagai respon yang dipicu oleh trauma mayor atau pembedahan  sering menyebabkan kadar gula darah meningkat. Pemberian dextrose secara cepat dalam jumlah banyak selama resusitasi dapat menyebabkan diuresis osmotik dan menjadi faktor perancu terhadap defisit intravaskular. Penggunaan dextrose dapat menyebabkan hiperglikemi pada pasien trauma. Namun glukosa dapat digunakan sebagai cairan maintainance selama fase post resusitasi.

                        b. Cairan Koloid

Penggunaan cairan koloid intra vena pada penanganan trauma masih kontroversi.  Pada jaman  perang dulu, koloid yang digunakan hanyalah albumin dan plasma. Namun sekarang, dikenal Dextran , haemacel, albumin, plasma dan darah. Koloid mengandung molekul-molekul besar berfungsi seperti albumin dalam plasma, tinggal dalam intravaskular cukup lama (waktu paruh koloid intravaskuler 3-6 jam), sehingga volume yang diberikan sama dengan volume darah. Kekurangan dari koloid yaitu mahal. 
Koloid mempunyai kelebihan yaitu dapat menggantikan dengan cepat dan dengan volume cairan yang lebih sedikit,ekspansi volume plasma lebih panjang, dan resiko edema pheripheral kecil. Secara umum koloid dipergunakan untuk :
Ø  Resusitasi cairan pada penderita dengan defisit cairan berat (syok hemoragik) sebelum transfusi tersedia
Ø  Resusitasi cairan pada hipoalbuminemia berat, misalnya pada luka bakar.

4.      Jenis- Jenis Cairan Infus

           ASERING
Indikasi:
     Dehidrasi (syok hipovolemik dan asidosis) pada kondisi: gastroenteritis akut, demam berdarah dengue (DHF), luka bakar, syok hemoragik, dehidrasi berat, trauma.


Komposisi:
Setiap liter asering mengandung:
·                     Na 130 mEq
·                     K 4 mEq
·                     Cl 109 mEq
·                     Ca 3 mEq
·                     Asetat (garam) 28 mEq

Keunggulan:
·                     Asetat dimetabolisme di otot, dan masih dapat ditolelir pada pasien yang mengalami   
gangguan hati
·                     Pada pemberian sebelum operasi sesar, RA mengatasi asidosis laktat lebih baik
dibanding RL pada neonatus
·                     Pada kasus bedah, asetat dapat mempertahankan suhu tubuh sentral pada anestesi
dengan isofluran
·                     Mempunyai efek vasodilator
·                     Pada kasus stroke akut, penambahan MgSO4 20 % sebanyak 10 ml pada 1000 ml RA,
           dapat meningkatkan tonisitas larutan infus sehingga memperkecil risiko memperburuk
           edema serebral.

KA-EN 1B
            
Indikasi:
·                     Sebagai larutan awal bila status elektrolit pasien belum diketahui, misal pada kasus
emergensi (dehidrasi karena asupan oral tidak memadai, demam)
·                     < 24 jam pasca operasi
·                     Dosis lazim 500-1000 ml untuk sekali pemberian secara IV. Kecepatan sebaiknya
             300-500 ml/jam (dewasa) dan 50-100 ml/jam pada anak-anak
·                     Bayi prematur atau bayi baru lahir, sebaiknya tidak diberikan lebih dari 100 ml/jam


KA-EN 3A & KA-EN 3B
Indikasi:
·                     Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
·                     Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
·                     Mensuplai kalium sebesar 10 mEq/L untuk KA-EN 3A
·                     Mensuplai kalium sebesar 20 mEq/L untuk KA-EN 3B

KA-EN MG3
Indikasi :
·                     Larutan rumatan nasional untuk memenuhi kebutuhan harian air dan elektrolit dengan
kandungan kalium cukup untuk mengganti ekskresi harian, pada keadaan asupan oral terbatas
·                     Rumatan untuk kasus pasca operasi (> 24-48 jam)
·                     Mensuplai kalium 20 mEq/L
·                     Rumatan untuk kasus dimana suplemen NPC dibutuhkan 400 kcal/L
KA-EN 4A
Indikasi :
·                     Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak
·                     Tanpa kandungan kalium, sehingga dapat diberikan pada pasien dengan berbagai
             kadar konsentrasi kalium serum normal
·                     Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik
Komposisi (per 1000 ml):
·                     Na 30 mEq/L
·                     K 0 mEq/L
·                     Cl 20 mEq/L
·                     Laktat 10 mEq/L
·                     Glukosa 40 gr/L

KA-EN 4B
Indikasi:
·                     Merupakan larutan infus rumatan untuk bayi dan anak usia kurang 3 tahun
·                     Mensuplai 8 mEq/L kalium pada pasien sehingga meminimalkan risiko hipokalemia
·                     Tepat digunakan untuk dehidrasi hipertonik

Komposisi:
·                     Na 30 mEq/L
·                     K 8 mEq/L
·                     Cl 28 mEq/L
·                     Laktat 10 mEq/L
·                     Glukosa 37,5 gr/L


Otsu-NS
Indikasi:
· Untuk resusitasi
· Kehilangan Na > Cl, misal diare
· Sindrom yang berkaitan dengan kehilangan natrium    

            (asidosis diabetikum, insufisiensi adrenokortikal, luka bakar)

Otsu-RL
Indikasi:
·                     Resusitasi
·                     Suplai ion bikarbonat
·                     Asidosis metabolic



MARTOS-10
Indikasi:
·                     Suplai air dan karbohidrat secara parenteral pada penderita diabetik
·                     Keadaan kritis lain yang membutuhkan nutrisi eksogen seperti tumor, infeksi berat, stres
berat dan defisiensi protein
·                     Dosis: 0,3 gr/kg BB/jam
·                     Mengandung 400 kcal/L
AMIPAREN
 Indikasi:
·                     Stres metabolik berat
·                     Luka bakar
·                     Infeksi berat
·                     Kwasiokor
·                     Pasca operasi
·                     Total Parenteral Nutrition
·                     Dosis dewasa 100 ml selama 60 menit

AMINOVEL-600
Indikasi:

·                     Nutrisi tambahan pada gangguan saluran GI
·                     Penderita GI yang dipuasakan
·                     Kebutuhan metabolik yang meningkat (misal luka bakar,
trauma dan pasca operasi)
·                     Stres metabolik sedang
·                     Dosis dewasa 500 ml selama 4-6 jam (20-30 tpm)


PAN-AMIN G
Indikasi:
·                     Suplai asam amino pada hiponatremia dan stres metabolik
ringan
·                     Nitrisi dini pasca operasi
·                     Tifoid

5. Tujuan pemasangan infus
  • Mempertahankan atau mengganti cairan tubuh yang menganung air, elektrolit, vitamin, protein lemak, dan kalori yang tidak dapat dipertahankan secara adekuat melalui oral
  • Memperbaiki keseimbangan asam basa
  • Memperbaiki volume komponen-komponen darah
  • Memberikan jalan masuk untuk pemberian obat-obatan kedalam tubuh
  • Memonitor tekan Vena Central (CVP)
  • Memberikan nutrisi pada saat system pencernaan di istirahatkan.
6. Pasien yang harus di infus
Pasien seperti apa yang harus dilakukan pemasangan infus?
  • Keadaan emergency (misal pada tindakan RJP), yang memungkinkan pemberian obat langsung ke dalam Intra Vena
  • Untuk memberikan respon yang cepat terhadap pemberian obat (seperti furosemid, digoxin)
  • Pasien yang mendapat terapi obat dalam dosis besar secara terus-menerus melalui Intra vena
  • Pasien yang membutuhkan pencegahan gangguan cairan dan elektrolit
  • Pasien yang mendapatkan tranfusi darah
  • Upaya profilaksis (tindakan pencegahan) sebelum prosedur (misalnya pada operasi besar dengan risiko perdarahan, dipasang jalur infus intravena untuk persiapan jika terjadi syok, juga untuk memudahkan pemberian obat)
  • Upaya profilaksis pada pasien-pasien yang tidak stabil, misalnya risiko dehidrasi (kekurangan cairan) dan syok (mengancam nyawa), sebelum pembuluh darah kolaps (tidak teraba), sehingga tidak dapat dipasang jalur infus.
  • Untuk menurunkan ketidaknyamanan pasien dengan mengurangi kebutuhan dengan injeksi intramuskuler.



7. Daerah pemasangan infus
Pemasangan Infus adalah pemberian sejumlah cairan ke dalam tubuh melalui sebuah jarum ke dalam pembuluh vena (pembuluh balik) untuk menggantikan cairan atau zat-zat makanan dari tubuh. Pemasangan infus dilakukan pada pasien yang memerlukan masukan cairan melalui intravena yang mengalami pengeluaran cairan atau nutrisi yang berat, dehidrasi, dan syok.
Vena bagian mana saja yang boleh dipasang infus?
Pemberian cairan melalui infuse dengan memasukkan ke dalam vena (pembuluh darah pasien) diantaranya vena lengan (vena safalika basilica dan mediana kubiti), pada tungkai (vena safena), atau pada vena yang ada di kepala, seperti vena temporalis frontalis ( khusus untuk anak-anak).
Pemasangan infus tidak dianjurkan pada daerah yang mengalami luka bakar, lengan pada sisi yang mengalami mastektomi (aliran balik vena terganggu), lengan yang mengalami edema, infeksi, bekuan darah, atau kerusakan kulit.
8. Prinsip pemasangan infus
Prinsip pemasangan infus
Prinsip pemasangan infus pada pediatric (anak)
  • Karena vena klien sangat rapuh, hindari tempat-tempat yang mudah digerakkan atau digeser dan gunakan alat pelindung sesuai kebutuhan (pasang spalk kalau perlu)
  • Vena-vena kulit kepala sangat mudah pecah dan memerlukan perlindunga agar tidak mudah mengalami infiltrasi (biasanya digunakan untuk neonatus dan bayi)
  • Selalu memilih tempat penusukan yang akan menimbulkan pembatasan yang minimal
Prinsip pemasangan infuse pada lansia
  • Pada klien lansia, sedapat mungkin gunakan kateter/jarum dengan ukuran paling kecil (24-26). Ukuran kecil mengurangi trauma pada vena dan memungkinkan aliran darah lebih lancar sehingga hemodilusi cairan intravena atau obat-obatan akan meningkat.
  • Kestabilan vena menjadi hilang dan vena akan bergeser dari jarum (jaringan subkutan lansia hilang). Untuk menstabilkan vena, pasang traksi pada kulit di bawah tempat insersi
  • Penggunaan sudut 5 – 15 ° saat memasukkan jarum akan sangat bermanfaat karena vena lansia lebih superficial
  • Pada lansia yang memiliki kulit yang rapuh, cegah terjadinya perobekan kulit dengan meminimalkan jumlah pemakaian plester.


9. Prosedur pemasangan infus
Alat yang harus disiapkan:
  • Standar infuse
  •  Set infuse
  • Cairan sesuai program medic
  •  Jarum infuse dengan ukuran yang sesuai
  • Pengalas
  • Torniket
  • Kapas alcohol
  • Plester
  • Gunting
  • Kasa steril
  • Betadin
  • Sarung tangan
Prosedur kerja:
  •  Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
  • Cuci tangan
  • Hubungkan cairan dan infus set dengan memasukkan ke bagian karet atau akses selang ke botol infuse
  • Isi cairan ke dalam set infus dengan menekan ruang tetesan hingga terisi sebagian dan buka klem slang hingga cairan memenuhi selang dan udara selang keluar
  • Letakkan pangalas di bawah tempat ( vena ) yang akan dilakukan penginfusan
  • Lakukan pembendungan dengan torniker ( karet pembendung ) 10-12 cmdi atas tempat penusukan dan anjurkan pasien untuk menggenggam dengan gerakan sirkular ( bila sadar )
  • Gunakan sarung tangan steril
  • Disinfeksi daerah yang akan ditusuk dengan kapas alcohol
  • Lakukan penusukan pada vena dengan meletakkan ibu jari di bagian bawah vena da posisi jarum ( abocath ) mengarah ke atas
  • Perhatikan keluarnya darah melalui jarum ( abocath / surflo ) maka tarik keluar bagian dalam ( jarum ) sambil meneruskan tusukan ke dalam vena
  • Setelah jarum infus bagian dalam dilepaskan atau dikeluarkan, tahan bagian atas vena dengan menekan menggunakan jari tangan agar darah tidak keluar. Kemudian bagian infus dihubungkan atau disambungkan dengan slang infuse
  • Buka pengatur tetesan dan atur kecepatan sesuai dengan dosis yang diberikan
  • Lakukan fiksasi dengan kasa steril
  • Tuliskan tanggal dan waktu pemasangan infus serta catat ukuran jarum
  • Lepaskan sarung tangan dan cuci tangan


BAB 3
                                                       PENUTUP

Kritik
            Banyak pengetahuan tentang komposisi cairan infus di berbagai tempat, seperti hal nya buku keperawatan, namun masih saja para perawat melakukan kesalahan untuk memasukan ke dalam tubuh. Masalah seperti itu sangat fatal sekali

Saran
          Mencari dan mempraktekkan pengetahuan yang banyak, terutama komposisi cairan infus. Dengan kita mengetahui semua, maka akibat kecelakaan di semua tempat terutama rumah sakit tidak terulang lagi. Dan pasien menjadi lebih baik dalam penanganan kepada perawat. Dengan adanya makalah ini, saya harapkan para perawat menjadi paham dan mengerti

DAFTAR PUSTAKA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar